Rabu, Februari 25, 2009

Duh….anak saya susah banget makannya !

Para ibu yang sedang mengalami masalah pada anak, saya mau berbagi artikel Menyiasati Anak yang sudah makan (Peaky Eater) yang saya lupa sumbernya. Semoga dapat bermanfaat buat semua.

Kaum ibu sering menghadapi masalah anak susah makan. Masalah ini timbul karena anak berada dalam usia peralihan. Anak pada usia batita mengalami adaptasi dari makan cair dan lembek ke makanan yang lebih keras, dan penyesuaian itu cukup sulit bagi anak. Jadi, bila anak susah makan, kitalah yang mengupayakan untuk mengatasinya. Jangan buru-buru jengkel lalu marah-marah pada si kecil.

Menyiasati anak yang susah makan

Anak yang susah makan harusnya disiasati, bukannya malah dimarahi atau dipaksa makan karena tidak akan membawa hasil, namun akan memperburuk keadaan. Sebenarnya, masalah anak susah makan tidak seburuk yang dibayangkan. Anak akan dengan sendirinya meminta makan bila ia lapar. Jadi tak perlu sampai memaksa anak untuk makan.

Berikut kami sajikan ebberapa tips agar si kecil tak lagi rewel bila saatnya makan.
Semakin dipaksa, akan semakin sulit untuk makan. Sebaliknya, orang tua menciptakan suasana yang menyenangkan, jadi si kecil akan merasa bahwa makan juga menyenangkan.

Siapa yang memberi makan pun punya pengaruh. Bila yang memberi makan anak adalah orang yang ditakuti, yang sering memarahi dan memaksanya, maka anak akan merasa bahwa makan adalah hal yang menakutkan.

Pemikiran anak berbeda dari orang dewasa. Bila anak merasa makanan tidak enak, pastinya dia tidak akan mau memakannya, sekalipun penuh gizi dan nutrisi. Sebisa mungkin, berikanlah anak makanan yang rasanya enak. Tak harus mahal, tempe dan tahupun bisa sangat bermanfaat bagi perkembangan tubuh dan otak si buah hati.

Bentuk dan tampilan makanan ketika disajikan menarik perhatian. Hal ini tidak hanya berlaku bagi si kecil. Orang dewasa sekalipun akan tertarik menyantap makanan yang dihidangkan apik. Sayuran misalnya, kebanyakan anak tiadk suka makan sayuran. Padahal kandungan gizinya luar biasa. Padahal, menyiasatinya tak sulit. Sayuran bisa dijadikan bentuk-bentuk yang menarik. Warnanya pun mendukung untuk menarik perhatian anak. Dalam hal ini, dituntut kreativitas sang ibu. Selain bentuk dan penyajian makanan, keragaman menu makanan dapat menghindarkan kebosanan anak.

Sebaiknya kita juga memberi contoh dengan mengkonsumsi makanan yang sama dengan lahap. Bila anak melihat orang tua memakannya, maka anak akan cenderung meniru dan juga ikut memakannya. Tanpa dipaksapun, anak akan ingin mencoba makanan tersebut. Tak akan ada gunanya memaksa anak makan sayur, sedangkan orang tuanya tidak makan sayuran.

Bila mengajak anak ke restoran, pilihlah restoran yang memberikan pilihan menu makanan yang cukup sehat. Jangan terlalu sering membawa anak ke restoran fast food. Makan di restoran juga bisa digunakan untuk mengajar anak berperilaku baik saat makan.

Ada beberapa hal yang menyebabkan anak susah makan, diantaranya adalah kebiasaan jajan. Jajan seringkali menggangu makanan utama anak. Bila orang tua membiarkan anak untuk makan jajanan, maka di kemudian hari anak akan selalu mencari jajanan. Bila anak merengek meminta makanan yang dilihat melalui iklan tv, diberikan teman atau dioleh-olehi kerabat, tanamkan disiplin bahwa makanan tersebut boleh dimakan sehabis menikmati makanan utama. Jadi, akan utama yang berisikan nutrisi yang dibutuhkan anak tetap dikonsumsi.
Mengendalikan jajan anak berarti mengatur dan menjaga pola makan anak. Diperlukan ketegasan orang tua. Tanpa disadari, proses ini juga merupakan salah satu pendidikan yang baik bagi anak, agar anak ettap hormat pada kebijakan orang tua (bukan anak yang membuat peraturan).

Jangan memberikan susu terlalu banyak agar anak masih bisa makan. Berikanlah susu dengan takaran yang sama namun dengan air yang lebih sedikit agar si kecil lebih mudah menghabiskannya walaupun kandungan gizinya tetap sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya.
Komentar Anda akan ditampilkan setelah dimoderasi oleh pengelola blog.

Silahkan pilih