Rabu, Januari 28, 2009

Obama Berbicara dalam Bahasa Indonesia

Berita yang cukup menghebohkan di Indonesia, dibicarakan di koran Kompas, Antara online, Detik.com dan di milis-milis. Tadi saya sempat lihat di TV7 dalam acara Bukan Empat Mata Tukul Arwana di sesi Bukan Berita.

Presiden Obama berbahasa Indonesia (siaran dikutip dari ABC News)

Meski patah-patah, Presiden Obama memang tidak pernah melupakan Bahasa Indonesia. Dia sempat bicara dalam Bahasa Indonesia saat ditanya oleh staf Deplu AS dalam bahasa Indonesia.

"Selamat siang, Bapak," sapa Charles Silver, staf Deplu AS
"Terimakasih," jawab Obama di tengah kerumunan staf Deplu AS.
"Apa kabar?" tanya Obama balik.
"Baik-baik saja," jawab Charles Silver.
"Are u....?" Obama menanyakan identitas Silver, kali ini dalam bahasa Inggris.

Silahkan dilihat videonya, ditunggu komentarnya...

Jumat, Januari 16, 2009

Minum susu dari ternak menurunkan alergi dan asma masa anak-anak

Minum susu ternak dapat melindungi anak-anak terhadap asma dan demam (hayfever), demikian menurut studi pada hampir 15.000 anak yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical and Experimental Allergy edisi Mei 2007. Tapi, konsumsi susu ternak yang tidak direbus menyebabkan risiko kesehatan serius dan penelitian lebih jauh diperlukan untuk mengembangkan produk aman yang masih menghasilkan perlindungan terhadap penyakit yang biasa pada masa anak-anak.

Para peneliti dari Eropa (Austria, Jerman, Swedia dan Swiss) dan Amerika mempelajari 14.893 anak-anak berumur antara 5 sampai 13 tahun. Anak-anak tersebut berasal dari anak peternakan, komunitas daerah pinggiran kota dan desa yang keluarganya hidup sederhana, membatasi penggunaan antibiotika, vaksinasi, obat-obat penurun demam dan sering menjalani diet biodinamik.

Para orang tua diminta melengkapi kuisioner detil mengenai konsumsi susu, mentega, yoghurt, telur, buah-buahan dan sayuran pada anak-anak mereka dan apakah didapat dari peternakan atau dibeli dari toko. Mereka juga menjawab pertanyaan tentang tinggi dan berat anak-anaknya, apakah mereka diberi ASI dan masalah alergi dan asma yang mengenai anak mereka atau keluarga. Tes darah berkaitan dengan alergi dilakukan pada 4.000 anak dari lima negara dan hasil kuesioner divalidasi dengan wawancara telapon acak dengan 493 responden.

Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang minum susu ternak lebih sedikit menderita demam dan asma. Tingkat diagnosa asma lebih rendah juga diamati pada semua produk hasil ternak dan memakan telur ternak juga menghasilkan perlindungan terhadap hayfever. Namun demikian, makanan-makanan ini hanya menghasilkan penambahan proteksi jika anak-anak juga minum susu ternak tanpa pasteurisasi.

Pimpinan penulis Marco Waser, seorang doktor ilmu alam dari the Institute of Social and Preventative Medicine di University of Basel, Swiss mengatakan, “Semua anak-anak yang minum susu ternak tanpa pasteurisasi dan makan produk harian dari peternakan menunjukkan tingkat perlindungan yang sama terhadap asma dan alergi, tidak tergantung apakah hidup di peternakan atau tidak. Ini adalah temuan penting karena mengeluarkan faktor-faktor perlindungan lain dalam kehidupan peternakan saperti paparan pada bahan mikroba dalam kotoran hewan dan rumah ternak. Sebagai contoh, studi sebelumnya menunjukkan bahwa anak-anak peternakan lebih sedikit dipengaruhi oleh polen. Penelitian kami menunjukkan bahwa anak-anak yang menikmati perlindungan terbaik dari asma dan alergi telah minum susu ternak sejak tahun pertama kehidupan mereka.”

Kira-kira setengah dari orang uta yang menceritakan kepada para peneliti bahwa anak-anak mereka secara teratur minum susu ternak, mengatakan bahwa mereka tidak merebus susu sebelum memberikannya pada mereka. Hasil perlindungannya adalah sama, tidak tergantung apakah susu direbus atau tidak. Namun demikian, minum susu mentah tidak direkomendasikan, khususnya pada anak-anak muda.

Dr Waser mangatakan, “hasil studi ini mengindikasikan bahwa semua anak yang minum susu ternak lebih rendah peluangnya terkena asma dan hayfever. Namun demikian, susu mentah mengandung patogen seperti Salmonella atau E. coli yang dapat membahayakan kesehatan secara serius. Kita pelu lebih memahami mengapa susu ternak lebih tinggi tingkat proteksinya pada anak-anak dan menyelidiki upaya membuat produk lebih aman sambil mempertahankan mutu perlindungannya. Menarik temuan tentang tidak ada perbedaan susu ternak yang direbus atau tidak sebelum dikonsumsi. Sepertinya merebus susu terlalu dilebih-lebihkan, dalam hal ini pasteurisasi tidak begitu penting seperti yang sebelumnya dipikirkan, karena komponen selain miroba dapat berperan dalam perlindungan. Walaupun temuan kami demikian, kami tidak merekomendasikan mengkonsumsi susu ternak mentah sebagai ukuran perlindungan terhadat asma dan alergi.”

Protein yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah ibu pada pre-eklamsia

Menurut abstrak yang dipresentasikan oleh peneliti Yale School of Medicine pada konferensi Society for Gynecologic Investigation, di Reno, Nevada, protein yang dilepaskan oleh plasenta dapat merusak pembuluh darah pada wanita yang mengalami pre-eklamsia (PE).

PE dapat menyebabkan komplikasi kehamilan berkaitan dengan peningkatan tekanan darah setelah 20 minggu kehamilan yang mengancam kehidupan. Sudah diketahui bahwa bahan yang disebut mikropartikel dari plasenta dapat merusak pembuluh darah ibu. Peneliti Yale yang dipimpin oleh Seth Guller mendeteksi protein khusus ditemukan dalam mikropartikel.

Tim ini (termasuk peneliti dari Berne, Switzerland) menelaah plasenta dari pasien-pasien pre-eklamsia yang kehamilannya tidak sulit dengan proses kelahiran melalui caesean section. Mereka menemukan bahwa mikropartikel yang dilepaskan dari plasenta mengandung mengandung protein yang mengatur pembentukan bekuan darah (penghambat aktifator plasminogen-1). Mereka menemukan bahwa mikropartikel mengandung Flt-1 yang menghambat pertumbuhan pembuluh darah. Mikropartikel mengandung penghambat aktivator plasminogen-2 (suatu protein plasenta yang belum diketahui fungsinya) dalam kadar yang sangat tinggi.

“Dalam studi ini kami menunjukkan pertama kalinya bahwa mikropartikel yang dilepaskan oleh plasenta dapat mengandung faktor yang merusak pembuluh darah ibu pada pre-eklamsia,” kata Guller, wakil Profesor pada Department of Obstetric, Gynecology & Reproductive Sciences.

Pada studi ini tim hanya mendeteksi adanya protein khusus dalam mikropartikel. Guller mengatakan “Di masa depan, kami akan menentukan apakah protein tadi secara biologi aktif merusak jaringan pada model pembuluh dan apakah mereka hadir dalam darah wanita dengan pre-eklamsia.”

Anak-anak dari orang tua perokok mempunyai kadar racun nikotin lima kali lebih tinggi

Menurut penelitian dari Universitas Leicester dalam studi yang dipublikasikan online pada Archives of Disease in Childhood 2007, anak-anak yang mempunyai paling sedikit salah satu orang tua yang merokok, memiliki kadar nikotin 5,5 kali lipat lebih tinggi.

Memiliki ibu yang merokok ditemukan merupakan efek independen terbesar terhadap kotinin dalam urin sebesar 4 kali lipatnya. Memilki ayah yang merokok menjadikan kadar kotinin menjadi dua kali lipatnya. Kotinin adalah bahan kimia yang dihasilkan ketika tubuh merusak nikotin dari asap yang dihirup.

Tidur dengan orang tua dan suhu ruangan yang lebih rendah juga berkaitan dengan meningkatnya sejumlah kotinin. Kotinin diukur dari sampel urin yang diambil dari bayi berumur 12 minggu. Tujuh puluh satu bayi mempunyai paling sedikit satu orang tua yang merokok dan orang tua lainnya adalah bukan perokok.

Penulis dari Universitas Leicester Medical School bekerjasama dengan Universitas Warwick mengatakan bahwa bayi yang terkena asap rokok cenderung berasal dari keluarga miskin yang memiliki ruangan lebih sempit dan pemanasan yang tidak cukup.

Kadar kotinin yang lebih tinggi di musim dingin merupakan refleksi faktor-faktor kunci lain yang mempengaruhi paparan merokok pasif, seperti ventilasi yang buruk atau kecenderungan para orang tua untuk merokok dai dalam ruang selama musim dingin.

Tidur dengan orang tua adalah faktor risiko yang diketahui untuk kematian di tempat tidur. Penulis menjelaskan salah satu alasan untuk hal ini mungkin menghirup partikel asap selama tidur atau dekatnya pakaian dan benda lain yang terkontaminasi asap rokok.

Hampir 40% anak di bawah 5 tahun dipercaya terpapar dari asap tembakau di rumah dan rokok bertanggung jawab terhadap lebih dari 6.000 kematian per tahun di Amerika pada anak-anak muda. Penulis mengatakan, bayi dan anak-anak secara rutin terpapar dari asap rokok oleh para orang tua atau perawat di rumah, tanpa adanya perlindungan undang-undang seperti untuk orang tua di tempat umum. Tapi mereka tahu bahwa ada kesulitan praktis dalam pelarangan merokok di rumah pribadi karena tengantung pada orang tua atau perawat yang telah dididik tentang bahaya merokok pasif pada anak-anak mereka dan menjalankan pengetahuan tersebut.

Silahkan pilih